25 Februari 2008

Wijaya Kusuma

Dalam cerita pewayangan, Kresna menggunakan bunga ini sebagai penyembuh seseorang dari satu penyakit bahkan dapat menghidupkan dari kematian bila memang belum saatnya.
Kapan itu saya diberi tanaman bunga ini dari om saya yang tinggal di Cimahi. Dulu waktu masih di Solo, mbah saya juga punya pohonnya. Perawatannya relatif gampang bahkan mungkin tidak perlu dirawat karena boleh hidup dimana saja asal cukup air. Hanya dengan memotong batang dan menacapkannya di tanah, saya kira bisa tumbuh.
Karakteristik bunganya yang cukup unik. Dalam satu tahun hanya akan berbunga sekali. Dalam satu pohon biasanya ada beberapa calon bunga yang tumbuh. Bunga tumbuh di daun bukan di batang. Dalam perkembangannya hanya satu bunga yang akan tumbuh maksimal hingga mekar. Setelah tumbuh maksimal, bunga akan mulai mekar saat setelah maghrib dan mekar maksimal sekitar tengah malam, setelah itu bunga akan layu pada pagi harinya dan jatuh kalau tidak dipetik. Aroma bunga ini harum namun langu kata ibu saya dan menurut saya harumnya agak-agak spooky.
Mbah saya pernah berpesan ketika bunganya sedang mekar maksimal cobalah untuk menatap dalam-dalam kearah mahkotanya, niscaya membuat pandangan lebih tajam. Saya lakukan dengan penuh harap perintah tersebut, tapi kok ya mata saya tetep minus sampai sekarang.
Rasanya banyak yang coba diajarkan oleh daur kehidupan tanaman tersebut dan tanaman-tanaman lainnya bagi hidup kita.
Semoga bermanfaat

9 komentar:

Anonim mengatakan...

mesti belajar begadang juga Way.....kan mekarnya malam.....

Mariskova mengatakan...

Mas'e, bagi dong tanamannya. Kan tinggal nuncepin di tanah aja? Gak perlu pakai dupa-dupa kan? hehhehe

Mariskova mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anonim mengatakan...

aku juga pernah punya tanaman ini. getahnya lengket banget. lendirnya kayak lendir tanaman lidah buaya. bener loh mekarnya tengah malem. trus pas mekar juga diiringi bunyi "plukk". seneng deh mantengin pas mekarnya. bertiga sama mbakyu di rumah dulu-duluan denger bunyinya. :) old times..

Anonim mengatakan...

wah konon hanya orang tertentu yang bisa menyaksikan mekarnya bunga itu way...

( jadi apa nih way maksudnya pesan embah km itu?

-Fitri Mohan- mengatakan...

harumnya agak2 spooky itu kayak gimana sih way? *berusaha membayangkan*

Anonim mengatakan...

Jadi ingat waktu masih zaman mahasiswa, tinggal di asrama...malam-malam bergadang hanya menunggu mekarnya bunga Wijaya kusuma...sambil makan kacang rebus

iway disini mengatakan...

to mbak endang:
hati-hati, pake jaket ya

to mbak dev:
hehehhe, dupa-dupanya berupa air tiap hari (disiramin maksutnya)

to ali:
pluk-nya ga bikin benjol kan?

to mas kw:
ah semua orang juga bisa kok, asal sabar aja nungguin :D

to mbak fm:
jadi gini, sesudah nyium aromanya tuh bunga langsung tengok kanan kiri sambil merinding dikit :D

to bu eny:
weleh, ternyata banyak juga yang punya memory dengan bunga ini heheheh

Bangsari mengatakan...

sampeyan dadi sakti yo?