26 Maret 2008

Menyapih

2sa·pih v, me·nya·pih v 1 menyarak (menghentikan anak menyusu): ibu itu - anaknya yg sudah berumur dua tahun; 2 (pd ternak) mengakhiri periode anak binatang menyusu pd umur tertentu, msl krn anak sudah dapat memakan pakan ternak dewasa; 3 (pd tanaman) memindahkan benih yg sudah berkecambah dr persemaian lama ke persemaian baru yg lebih besar;
sa·pih·an n anak yg (baru) disapih

dari sini

Kemana aja? lagi disapih-kah? tentu tidak. Saya tidak sedang menyapih diri dari tulis menulis, tidak juga sedang disapih untuk tidak menulis di blog. Saya memang bukan tipe orang sopan yang pamit dengan baik-baik mau istirahat nulis, hiatus dan sebangsanya, tiba-tiba ngilang hampir sebulan. Sibuk? sesibuk apa sih saya ini, wong kerja di pabrik ya cuma begini-begini aja. Ga ada ide? halah, emang seberapa penting tulisan-tulisan saya, saya bukan motivator atau penulis cerpen terkenal dengan ide-ide yang maha dasyat dan brilian, just a blogger wannabe begitu tertulis di profile blogger saya. Jadi? ya males, tidak disiplin, kurang komitmen, ga niat, napsu besar tulisan kurang, hanya trend sesaat, cuma 68 % (lho lumayan gede donk), blogger penipu, internet cuma buat pengecut hei stopp kok malah kemana-mana.

Jadi ya begitu, kombinasi dari kesibukan, kurang ide dan males membuat saya tidak menyambangi rumah ini. Pun aktivitas klinong-klinong ke tempat tetangga juga sedikit saya lakukan padahal warnet tak pernah penuh dan masih full AC, toilet, video (kayak bis malam).

Secara judulnya menyapih, ijinkan saya bercerita tentang pengalaman kami menyapih shabrina. Menginjak usianya yang 1,5 tahun, kami berpikir sudah waktunya untuk menyapih shabrina. Wong bocah sudah lari kesana-sini, manjat itu ini sambil nyanyi-nyanyi bersama budhe Vina, kok masih nempel ke bunda sambil ngenyotin nenen. Akhirnya libur panjang kemarin kami lakukan proses penyapihan dengan pertimbangan banyak orang di rumah yang bisa ikut membantu ketika shabrina rewel karena hak-nya dicabut paksa. Ibu saya berpesan bahwa persiapan utama adalah mental dari kedua orang tuanya, karena si anak pasti rewel dan menangis, tangisannya pun berupa rintihan yang sedikit banyak akan membuat mental kita goyah jika tidak benar-benar dipersiapkan. Persiapan selanjutnya adalah makanan atau minuman pengganti karena asupan asi dihentikan membuat anak harus mendapatkan asupan pengganti sebagai sumber energi dan kebutuhan pertumbuhan.

Kami memulainya hari jum'at malam saat shabrina akan tidur, siangnya shabrina masih bisa menyusu dengan leluasa. Ketika waktunya tidur, istri saya mengoleskan lipstick di seluruh permukaan payudara kanan dan kiri. Shabrina memulai aktifitas tidurnya dengan nenen, sepertinya dia benar-benar shock ketika mendapati bahwa sumber minuman ternikmat itu telah coreng moreng tidak karuan dan rasanya berbeda dan dua-duanya pula!. Dengan sedikit rayuan, gendong sana gendong sini, elus sana elus sini akhirnya dia tertidur, mungkin juga karena seharian dia banyak beraktifitas. Rengekan tidak berhenti disini, tengah malam memang biasanya dia bangun untuk nenen, tapi karena melihat bahwa dua dot itu masih coreng moreng dengan rasa yang aneh, dia urung untuk nenen dan bisa diganti dengan air putih yang sudah kami sediakan.

Rengekan dan tangisan mewarnai hari sabtu hingga minggu bahkan hingga senin namun dengan intensitas yang berkurang. Dan sepertinya dia bisa menerima permintaan kami bahwa sudah waktunya untuk berhenti nenen dan menikmati makanan/minuman yang lain. Pasca proses itu nafsu makan dan minumnya sedikit meningkat, jadi porsi dan variasi perlu ditambahkan untuk memperlancar penyapihan.

Itu saja dan it's good to be back :D

04 Maret 2008

MAKSUT LOE!

ada-ada aja orang jaman sekarang
dari sini