17 April 2008

meratap


Bukan, temen saya itu bukan sedang meratapi ganasnya tragedi lumpur itu, dia sedang kepanasan :D. Diatas tanggul yang membendung lumpur agar tidak menggenangi rel dan jalan di sebelahnya itu dia sedang menyesali kelakuannya dan teman-temannya yang membuat bencana ini serasa obyek wisata meski rela dipalak oleh preman setempat.

Berbeda nasibnya dengan bledug kuwu di purwodadi, meski sama-sama letupan lumpur, bledug itu tidak menimbulkan rasa bersalah jika kita sengaja berwisata kesana, pun bagi warga sekitarnya yang dapat memanfaatkannya menjadi lumbung garam.

5 komentar:

Anonim mengatakan...

Sekarang mesti bayar ya kalau kesana?
Saya pernah kesana saat masih awal, bulan Agustus 2006, jadi belum parah seperti sekarang.

iway disini mengatakan...

iya bu, bayarnya juga model cegatan gitu :D

Anonim mengatakan...

wahasyik amat jalan jalan terus way...

latree mengatakan...

aku... sanggup ngga ya ke sana? kayanya ngga sampai hati....

iway disini mengatakan...

to mas kw:
kerja mas kerjaa :D

to mbakyu:
ya ga usah kesana tho, wong di jateng banyak obyek wisata yang lebih bagus kok