23 April 2008

geger genjik udan kirik

Pertama tahu idiom ini dari blog-blognya temen-temen cahandong (entah yang mana lupa). Hingga sekarang masih terkikik-kikik kalau mengingatnya. Pilihan diksinya benar-benar tepat untuk menggambarkan suasana yang ingin digambarkan dan berirama pula.

Mari kita urai menurut kata per kata

Geger : bisa berarti ribut/keributan dengan e seperti pada teler atau punggung dengan e seperti pada sepatu. Sebenarnya inti dari idiom ini ada pada kata ini, idiom kurang lebih berarti keributan yang teramat dahsyat dalam bahasa jawa bisa pula disebut sebagai ontran-ontran.

Genjik : berarti anak babi, bagi yang belum tahu dalam bahasa jawa makhluk bernyawa bisa berbeda panggilannya berdasar umur. Jadi antara orang tua babi dan anak babi lain sebutan/namanya meski sama-sama spesies babi. Babi selalu berkonotasi kepada babi dewasa entah itu jantan atau betina, sedang bayi babi pasti disebut genjik. Sapi itu sebutan untuk sapi dewasa sedang bayi atau anak sapi akan disebut pedhet, contoh lainnya adalah kebo-gudel, pitik-piyik, kucing-cemeng, lsp (lan sak panunggalane).
Kenapa pula diksi yang dipilih adalah genjik dan bukan babi? Jika anda semua pernah melihat kandang babi, kandang yang berisi babi dewasa tidak akan seribut kandang yang berisi genjik (waktu genjik tidur tidak dihitung ya). Bisa dimaklumi karena kandang yang babi dewasa pastilah isinya tidak sebanyak kandang yang berisi genjik dan babi dewasa tentulah lebih mature dan tenang dibanding junior-juniornya itu, mungkin juga babi dewasa lebih banyak berdoa menjelang hari pembantaiannya. Sebagai tambahan, sekali melahirkan babi dapat menghasilkan 20-an lebih genjik dan bisa dibayangkan jika satu genjik menghasilkan suara setara 1 kucing garong yang ngebet kawin maka bisa dibayangkan jika ada 20an kucing garong ngebet kawin ngumpul bareng dan bersuara semua, mungkin menyamai kopdar blogger dengan seleblog :D

Udan : berarti hujan, turunnya air dari langit karena sudah waktunya

Kirik : berarti anjing, kata ini harus digabung dengan kata sebelumnya yaitu udan sehingga menjadi udan kirik. Jika udan berakibat basahnya tanah dan semua yang dikenainya, silakan bayangkan sendiri jika yang terjadi adalah udan kirik alias hujan anjing. Berapa banyak anjing akan terkaing-kaing, berapa banyak orang yang mengumpat-umpat si anjing, berapa banyak darah akan tertumpah sehingga betapa dahsyat keributan yang akan terjadi karena udan kirik ini. Pilihan kata kirik ini tentunya tepat, karena menghasilkan kalimat yang berirama. Sebagaimana orang jawa tahu, ada kata sinonim kirik yang biasa juga digunakan dalam percakapan sehari-hari yaitu asu. Namun dalam perjalanannya penggunaan kata ini cenderung bermakna umpatan meskipun sama-sama mewakili makhluk spesies anjing.

Jadi ungkapan geger genjik udan kirik merupakan pilihan kata yang sempurna menjadi sebuah kalimat berirama yang menghasilkan idiom berarti keributan yang amat dahsyat. Sungguh-sungguh suatu temuan yang amat jenius, penuh pemikiran dan sangat bermanfaat bagi peradaban manusia.
Mari kita tingkatkan penemuan-penemuan seperti ini.

19 komentar:

Anonim mengatakan...

di kedokteran hewan UGM, dosennya masih pake nama pedet, kirik, dan cemeng. Soalnya gak ada padanan indonesianya. Padahal bahasa inggrisnya ada

Anonim mengatakan...

aku bangga jadi orang Jawa......!!!!!

Unknown mengatakan...

kelingan pelajaran bhs jowo:
anak sapi jenenge opo? sapi cilik....

lah anakku klo liat kucing trus ditanya,itu apa Nak?
jawabe: kucing gayong.... :D
ncen jaman edyan!!

Anonim mengatakan...

aku seneng banget tuh, pakai idiom-idiom dari bahasa Jawa, soalnya banyak yang tak bisa tergambarkan dengan jelas kalau menggunakan bahasa Indonesia

Anonim mengatakan...

jajalo mas misuh ora nganggo idiom-idiom dari bahasa jawa,tapi diganti nama-nama tanaman

tulodone : sawi,kangkung,bayemm !! :D

Anonim mengatakan...

jajalo mas misuh ora nganggo idiom-idiom dari bahasa jawa,tapi diganti nama-nama tanaman

tulodone : sawi,kangkung,bayemm !! :D

Anonim mengatakan...

dibikin kamus idiom bahasa jawa aja sekalian.. :D

Anonim mengatakan...

lha aku punya banyak idiom jawa, tapi cuma yang saru...jadi nggak layak terbit :P

Anonim mengatakan...

Idiom Jawa memang sulit dicari padananya dalam bahasa Indonesia, kalaupun ada kurang pas.

Pernah dengar..."Lebaran ketek?" Maksudnya orang janji yang ga mungkin terjadi..lha kan kera nggak lebaran

Anonim mengatakan...

ha ha... betul, boso jowo emang komplit.

iway disini mengatakan...

to mas dokter:
salam deh buat pak kirik :D

to mbak endang:
saya juga

to evi:
:D

to tancep:
iya mas, nilai rasa-nya lebih dapet ya

to langit:
kuwi misuh opo bakul jangan :D

to mpok:
halah, wong taunya cuman satu

to hedi:
ketauan sih

to bu eny:
kalo hujan monyet pernah denger bu, maksutnya ada hujan padahal lagi panas terik, ga tau deh siapa yang mulai

to kw:
ayo bikin cerpen pake boso jowo

Anonim mengatakan...

hwahahaah...

itu istilah lama keknya, kang..

la saya juga sering mengatakan itu..

hihihihih...

Anonim mengatakan...

Geger genjik dan udan kirik bukan penemuan cahandong-lah. Seperti kata Sultan, itu idiom lama. Sebelum ada cahandong aku juga sudah denger kedua idipom itu.

Koreksi. Anak pitik namanya kuthuk. Kirik itu anak anjing, bukan anjing itu sendiri.

Hujan monyet? Mungkin yang dimaksud adalah udan kethek lele ngombe. Ya, waktu anak-anak dulu kita mengatakan hujan saat matahari terang benderang sebagai udan kethek lele ngombe.

Anonim mengatakan...

wah mas, aku juga seneng pepatah jawa... artinya pasti dalem, nandhes neng ati.

tapi dari tulisan di atas, aku kok lebih terpesona terhadap cara sampeyan menerangkan apa itu "geger genjik udan kirik"

bikin aku mesam-mesem sendiri :-)

iway disini mengatakan...

to zam:
lha kayaknya kamu yang mempopulerkannya, perlu hak paten itu :D

to arif:
thanks koreksinya, maklum dah lama tak baca bahasa daerah jadi lupa :D

to mbak ilalang:
hayooo jangan mesem-mesem sendiri :D

Anonim mengatakan...

nyuwun sewu mas, yen sak pangertos kulo anak pitik niku kuthuk, lha yen anak manuk niku piyik. anak cecak? jarene sawiyah!

Anonim mengatakan...

Parmin takon nyang Jendhul "Kowe mau mlebune metu ngendi?". kalau diterjemahkan 'Kamu tadi masuknya keluar mana?' Lha dalah sopo sing ora bingung!
Tapi kalau ngobrol sama sohib enaknya ya pakai bahasa Jawa. Maka keluarlah perbendaharaan kata2 masa lampau: gendul, lodhong, rengkot, lepek, cathokan, setut, jungkat, serit, pobengkong, kenthang-kimpule, lsp. Asik yee

Ahmad mengatakan...

Udan kethek wewe ngombe
Asu menek nggondhol tempe
:)

Unknown mengatakan...

Leres..