22 Februari 2007

Kursus Oracle

Seminggu ini saya menunaikan tugas belajar [baca:kursus] dari kantor tempat saya bekerja. Tempat kursus itu ada di dekat monumen proklamasi di daerah menteng. Ada akses internet yang disediakan untuk para peserta, jadi bisa kursus sambil menjelajah di dunia tanpa batas ini meski kadang membuat saya ketinggalan materi karena keseriusan saya membaca tulisan di bapak dan ibu blogger semua :D . Yang agak mengecewakan adalah situs-situs yang 'berbau' blog sepertinya di blok oleh admin tempat kursus itu, jadi saya cuma bisa membaca tanpa bisa meninggalkan komentar [favorit saya] ataupun posting artikel baru di blog saya ;( . Beberapa isi kepala yang mengacung-acungkan jari untuk dituliskan adalah :
  • Hari Ahad kemarin adalah Tahun Baru Imlek dan seperti biasa aroma hari raya tersebut menghiasi pertokoan, jalan-jalan dan acara televisi. Banyak acara tv yang menyelipkan tema-tema imlek meski kadang cuman sekedar ucapan selamat . Satu hal yang sangat mengganggu saya dalam acara tv itu adalah kenapa kalo ada orang cina yang ngomong pasti dibuat cadel, hingga bisa dibilang orang cina di Indonesia itu cadel semua alias susah ngomong 'r'. Mungkin orang cina yang dikenal oleh produser acara tersebut adalah cadel, atau orang cina yang cadel lebih 'menjual' daripada yang normal dan mungkin ada beberapa alasan lainnya, tapi menurut saya itu bukan alasan yang bisa membenarkan stereotype tersebut. Bahwa di dunia nyata hal yang terjadi sebaliknya sebaiknya kita sadari.
  • Beras, teman satu kongkowan dengan banjir selalu datang ke negara kita setiap tahun, saya cuman bisa mengelus dada [dada saya sendiri] ada apa dengan negara ini?. Belum cukupkah korupsi dan teman-temannya terjadi di negeri ini, hingga beras dan teman-temannya diundang pula meramaikan pagelaran bencana di Indonesia. Jika belum cukup dengan beras, ada baiknya kita panggil juga teman kongkow beras di tempat tongkrongan lain yaitu jagung, singkong, sagu dan roti. Menurut saya tidak ada salahnya dengan mengkonsumsi mereka sebagai makanan pokok. Sepertinya naif dan tidak ilmiah [kalau tidak mau dibilang bodoh] menyatakan bahwa mengkonsumsi singkong, tiwul, nasi jagung dan makanan turunan yang lain menurunkan gengsi, tidak elit, makanan kaum marginal, dst. Mungkin artikel ini bisa jadi bahan bacaan
Waduh saya harus berangkat kursus lagi nih, fyi saya mampir ke kantor untuk posting artikel ini. Semoga bermanfaat

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Loh Mas, hasil kursusnya kok ndak diposting sehhh?

(*penonton mengharap-harap*)

hehe

iway disini mengatakan...

to bang arif:
halah, nyecan 2 buku setebal lebih dari 500 halaman gimana caranya bang?? to dibakar aja ya, trus disebarin abunya :D