
21 Mei 2007
venus pindah!

11 Mei 2007
Links!
- gambar-gambar fractal buat wallpaper (fractal apa sih?), sila kesini
- Transformer! cihuy banget nih
- Top ten wilayah paling berbahaya buat wisata, ada disini horeee indonesia ga masup
Another Light Violation
Kemarin sore wilayah jalan sudirman - thamrin diguyur hujan lebat. Akibat yang bisa ditebak adalah jalan berubah menjadi genangan air dan lalu lintas yang tersendat di beberapa ruas. Kehadiran polisi sepertinya kurang begitu berarti mengingat jumlah polisi dan kendaraan yang tidak begitu seimbang, apalagi ketidakhadiran polisi. Di satu perempatan lampu merah sedang menyala, namun banyak kendaraan yang terjebak di tengah perempatan. Karena komitmen saya menghendaki berhenti di belakang garis pada saat lampu merah, saya pun berhenti. Kendaraan lain yang MENGETAHUI bahwa lampu merah menyala dan tahu terjadi kemacetan di tengah perempatan memaksakan terus maju kedepan ikut meramaikan kemacetan dengan harapan tetap terus melaju meski SEHARUSNYA berhenti. Saya kok merasa posisi saya terancam ya, berhenti di belakang garis sementara di kanan kiri mobil/motor terus melaju dengan meniupkan angin yang cukup keras. Akhirnya saya memutuskan melanggar komitmen saya sendiri dengan menerobos lampu merah. Salahkah saya?? SALAH!
ps: tidak ada polisi di perempatan itu, mungkin lagi mojok sambil bermain HT atau lagi sms-an :D
08 Mei 2007
atit eyut!
Perut saya terasa melilit-lilit dari kemarin siang. Apa yang harus disalahkan?? jus mangga di pagi hari? karena biasanya jus jambu atau jus tomat diterima dengan baik oleh perut. Semangka yang dimakan tepat setelah makan siang tanpa ada jeda air minum? terhitung sudah 4 kali saya merenung di wc dari kemarin siang, hingga sekarang belum ada tanda-tanda menghilang :(
07 Mei 2007
saya merokok (lagi)
Anyway by the way busway, kebanyakan teman-teman saya mengira bahwa saya berhenti merokok karena saya takut sama istri. Melalui forum ini saya katakan bahwa hal tersebut adalah SALAH. Saya berhenti merokok bukan karena takut istri (emang istriku yang imut itu debt collector apa). Dari blog yang lama baru ingat ternyata saya berhenti merokok beberapa bulan setelah menikah. Melalui forum ini pula saya mau menjelaskan atas dasar apa saya berhenti merokok (penting banget ya?)
Pertama, dimulai ketika masih kuliah saya punya 'teman dekat' yang anti rokok. Anti rokok banget, padahal waktu itu saya lagi getol-getolnya ngebul, maklum sebagai mahasiswa saya rawan stress (gaya). Tugas-tugas lumayan banyak dan hampir semua programming, yang membuat saya begadang di rumah teman (lho). Tanya punya tanya, ternyata ayah temen saya meninggal karena komplikasi macam-macam penyakit yang salah satunya karena beliau adalah perokok berat. Bahkan teman saya ini cerita bahwa ayahnya sempat impoten beberapa waktu sebelum ajalnya, tak heran bila kemudian teman saya menyatakan perang terhadap perokok. Dia tak segan menegur (lebih tepat berteriak) bila ada asap rokok beterbangan di sekelilingnya, hingga mengambil rokok dari tas dan mematahkannya di depan muka saya. Alih-alih bersimpati dengan ke-antiannya, saya cenderung melawan setiap perilakunya terhadap perokok. Atas nama man's pride saya menganggap bahwa tindakannya tidak menghargai orang lain. Intinya adalah saya tidak ingin anak saya menjadi paranoid terhadap rokok karena riwayat yang tidak baik pada orangtuanya. Saya juga tidak ingin di hari tua saya (kalau sempat) menjadi saat yang memilukan karena anak saya harus menjaga orang tua yang kurus, peyot, terbatuk-batuk dan terbaring di ranjang kemudian anak saya menasihati sembari ngomel "ayah sih pake ngrokok segala??", atau anak saya curhat ke temennya sambil nangis sesenggukan "ayahku sakit a,b,c,d segitunya masih bandel ngrokok, coba kalo ga, pan kita bisa jojing bareng di disko malem ini"
Kedua, seringkali dalam perjalanan ke kantor/rumah, di mal atau dekat sekolah, saya mendapati anak laki-laki (belum, mereka belum remaja, masih anak-anak) sedang berusaha membuat bahwa gaya merokok mereka kelihatan cool, nggaya dan keren, walau di mata saya perbuatan mereka tak lebih dari beginner yang baru belajar, megang aja masih kaku, asap dilempar kemana-mana, monyongnya mana tahan. Atau anak smu yang bergerombol di restoran cepat saji sambil klepas-klepus menyemburkan asap dari bibir-bibir kecilnya, sementara matanya jelalatan kemana-mana. Rasanya mau marah tapi gimana, wong saya dulu kurang lebih ya kayak gitu, mau mengingatkan takut dibilang "siapa elu", akhirnya saya cuma bisa mengelus dada (dada saya sendiri), saya bersyukur saya sudah berhenti merokok :D. Intinya adalah jika di kemudian hari anak lelaki saya kedapatan merokok, saya bisa tegas melarang tanpa harus adu argumen karena saya adalah perokok juga :D
Rasanya hampir semua perokok tahu risiko merokok adalah ini dan itu dan ini dan itu, entah berbanding lurus atau terbalik dengan manfaat yang bisa diterima, hal itu sangat disadari para perokok. Saya hanya berbagi alasan mengapa saya harus berhenti merokok, sekarang dan selamanya (kalau bolong sedikit mohon dimaklumi :D). Taqdir, ajal dan teman-temannya memang sudah digariskan, namun tak salah bila kita berusaha mencapai yang lebih baik dengan usaha-usaha yang realistis selain menyerah pada apa yang telah digariskan.
ps: kopdar sepertinya agenda yang harus dirutinkan mbok :D
Pertama, dimulai ketika masih kuliah saya punya 'teman dekat' yang anti rokok. Anti rokok banget, padahal waktu itu saya lagi getol-getolnya ngebul, maklum sebagai mahasiswa saya rawan stress (gaya). Tugas-tugas lumayan banyak dan hampir semua programming, yang membuat saya begadang di rumah teman (lho). Tanya punya tanya, ternyata ayah temen saya meninggal karena komplikasi macam-macam penyakit yang salah satunya karena beliau adalah perokok berat. Bahkan teman saya ini cerita bahwa ayahnya sempat impoten beberapa waktu sebelum ajalnya, tak heran bila kemudian teman saya menyatakan perang terhadap perokok. Dia tak segan menegur (lebih tepat berteriak) bila ada asap rokok beterbangan di sekelilingnya, hingga mengambil rokok dari tas dan mematahkannya di depan muka saya. Alih-alih bersimpati dengan ke-antiannya, saya cenderung melawan setiap perilakunya terhadap perokok. Atas nama man's pride saya menganggap bahwa tindakannya tidak menghargai orang lain. Intinya adalah saya tidak ingin anak saya menjadi paranoid terhadap rokok karena riwayat yang tidak baik pada orangtuanya. Saya juga tidak ingin di hari tua saya (kalau sempat) menjadi saat yang memilukan karena anak saya harus menjaga orang tua yang kurus, peyot, terbatuk-batuk dan terbaring di ranjang kemudian anak saya menasihati sembari ngomel "ayah sih pake ngrokok segala??", atau anak saya curhat ke temennya sambil nangis sesenggukan "ayahku sakit a,b,c,d segitunya masih bandel ngrokok, coba kalo ga, pan kita bisa jojing bareng di disko malem ini"
Kedua, seringkali dalam perjalanan ke kantor/rumah, di mal atau dekat sekolah, saya mendapati anak laki-laki (belum, mereka belum remaja, masih anak-anak) sedang berusaha membuat bahwa gaya merokok mereka kelihatan cool, nggaya dan keren, walau di mata saya perbuatan mereka tak lebih dari beginner yang baru belajar, megang aja masih kaku, asap dilempar kemana-mana, monyongnya mana tahan. Atau anak smu yang bergerombol di restoran cepat saji sambil klepas-klepus menyemburkan asap dari bibir-bibir kecilnya, sementara matanya jelalatan kemana-mana. Rasanya mau marah tapi gimana, wong saya dulu kurang lebih ya kayak gitu, mau mengingatkan takut dibilang "siapa elu", akhirnya saya cuma bisa mengelus dada (dada saya sendiri), saya bersyukur saya sudah berhenti merokok :D. Intinya adalah jika di kemudian hari anak lelaki saya kedapatan merokok, saya bisa tegas melarang tanpa harus adu argumen karena saya adalah perokok juga :D
Rasanya hampir semua perokok tahu risiko merokok adalah ini dan itu dan ini dan itu, entah berbanding lurus atau terbalik dengan manfaat yang bisa diterima, hal itu sangat disadari para perokok. Saya hanya berbagi alasan mengapa saya harus berhenti merokok, sekarang dan selamanya (kalau bolong sedikit mohon dimaklumi :D). Taqdir, ajal dan teman-temannya memang sudah digariskan, namun tak salah bila kita berusaha mencapai yang lebih baik dengan usaha-usaha yang realistis selain menyerah pada apa yang telah digariskan.
ps: kopdar sepertinya agenda yang harus dirutinkan mbok :D
02 Mei 2007
..... rumah baru!
yang kecil yang kecil ....
yang nyicil yang nyicil ....
yang packing yang packing
yang pindah yang pindah
yang beberes yang beberes
yang pegel yang pegel
...... horeeeee rumah baru!
yang nyicil yang nyicil ....
yang packing yang packing
yang pindah yang pindah
yang beberes yang beberes
yang pegel yang pegel
...... horeeeee rumah baru!
Langganan:
Postingan (Atom)